Adapun5 macam Alam itu, yaitu : 1.Alam ROH. Manusia terdiri dari 2 kepribadian, yaitu pribadi spirit/roh dan pribadi duniawi/jasad, oleh karena itu secara teoritis dia bisa hidup dalam dua alam, yaitu alam roh dan alam duniawi. Pada awalnya sebelum kita terlahir di Dunia yang penuh dengan kisah, cerita susah atau senang dimana dunia penuh
Perjalanan hidup manusia masih sangat panjang. Mulai dari alam ruh hingga ke alam akhirat haruslah melewati beberapa banayak tahapan dan fase yang tidaklah mudah melainkan di dalamnya akan ada telah diberikan pedomanAl-Qur'an dan Hadits sebagai pegangan hidup agar bisa melewati tahapan-tahapan, fase-fase proses yang panjang ini dan tentunya sudah direncanakan dan ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta' mengetahui, fase-fase apa sajakah manusia akan melewati alam tersebut untuk sampai ke akhirat, berikut penejalasannya1. ALAM ROHManusia merupakan mahluk yang sempurna dibandingkan mahluk-mahluk lain. Manusia diciptakan untuk menjadi khalifahpemimpin di bumi untuk memakmurkannya. Sebelum manusia terlahir ke dunia, Allah mengambil kesaksian ruh-ruh manusia yang berada di alam Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَ اِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْۤ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَ اَشْهَدَهُمْ عَلٰۤى اَنْفُسِهِمْ ۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۗ قَا لُوْا بَلٰى ۛ شَهِدْنَا ۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَ ۙ"Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi tulang belakang anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka seraya berfirman, Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul Engkau Tuhan kami, kami bersaksi. Kami lakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"QS. Al-A'raf 7 Ayat 172.Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan agama yang Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanفَاَ قِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا ۗ فِطْرَتَ اللّٰهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّا سَ عَلَيْهَا ۗ لَا تَبْدِيْلَ لِخَـلْقِ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ۙ وَلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ ۙ"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Islam; sesuai fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,"QS. Ar-Rum 30 Ayat 30.Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda“Setiap anak dilahirkan secara fitrah. Maka kedua orang tuannya yang menjadikan Yahudi atau Nashrani atau Majusi.” HR Bukhari2. ALAM RAHIMKANDUNGANSetelah berada di alam ruh, manusia akan berada di alam kandungan yang kurang lebih selama 9 bulan Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanيٰۤـاَيُّهَا النَّا سُ اِنْ كُنْـتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّنَ الْبَـعْثِ فَاِ نَّـا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ تُرَا بٍ ثُمَّ مِنْ نُّـطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَّغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّـنُبَيِّنَ لَـكُمْ ۗ وَنُقِرُّ فِى الْاَ رْحَا مِ مَا نَشَآءُ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوْۤا اَشُدَّكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّتَوَفّٰى وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرَدُّ اِلٰۤى اَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـئًـا ۗ وَتَرَى الْاَ رْضَ هَا مِدَةً فَاِ ذَاۤ اَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَآءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَاَ نْۢبَـتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍۢ بَهِيْجٍ"Wahai manusia! Jika kamu meragukan hari Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian dengan berangsur-angsur kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua pikun, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air hujan di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah."QS. Al-Hajj 22 Ayat 5Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda“Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah, kemudian alaqoh selama hari yang sama, kemudian mudghoh selama hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk meniupkan ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau bahagia.” HR Bukhari dan MuslimSeluruh manusia di dunia apapun kondisi sosialnya diingatkan tentang awal kejadiannya yang berasal dari benda yang hina, yaitu sperma lelaki dan sel telur wanita. Manusia sebelumnya belum dikenal, belum memiliki kemuliaan dan kehormatan. Lalu apakah manusia akan bangga, congkak, dan sombong dengan kondisi sosial yang dialami sekarang jika mengetahui asal muasal mereka?Setelah mencapai 6 bulan sampai 9 bulan atau lebih, dan persyaratan untuk hidup normal sudah lengkap, seperti indra, akal, dan hati, maka lahirlah manusia ke dunia dalam keadaan telanjang. Belum bisa apa-apa dan tidak memiliki ALAM DUNIADi dunia perjalanan manusia melalui proses panjang. Dari mulai bayi yang hanya minum air susu ibu lalu tubuh menjadi anak-anak, remaja dan baligh. Selanjutnya menjadi dewasa, tua dan diakhiri dengan meninggal. Proses ini tidak berjalan sama antara satu orang dengan yang lainnya. Kematian akan datang kapan saja menjemput manusia dan tidak mengenal usia. Sebagian meninggal saat masih bayi, sebagian lagi saat masa anak-anak, sebagian yang lain ketika sudah remaja dan dewasa, sebagian lainnya ketika sudah tua bahkan dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif tugas dari Allah, yaitu ibadah. Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanكُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya."QS. Ali 'Imran 3 Ayat 185.Allah Ta’ala telah melengkapi manusia dengan perangkat pedoman hidup agar dalam menjalani hidupnya di muka bumi tidak tersesat. Allah telah mengutus rasulNya, menurunkan wahyu Al-Qur’an dan hadits sebagai penjelas, agar manusia dapat mengaplikasikan pedoman itu secara jelas tanpa keraguan. Sayangnya, banyak yang menolak dan ingkar terhadap pedoman hidup tersebut. Banyak manusia lebih memperturutkan hawa nafsunya ketimbang menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup, akhirnya mereka sesat dan Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلآئِكَةُ بَاسِطُواْ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُواْ أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ“Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.”QS. Al An’am Ayat 934. ALAM KUBURBARZAKHFase berikutnya manusia akan memasuki alam kubur atau alam barzakh. Di sana mereka tinggal sendiri. Yang akan menemaninya adalah amal mereka sendiri. Kubur adalah taman dari taman-taman surga atau lembah dari lembah-lembah neraka. Manusia sudah akan mengetahui nasibnya ketika mereka berada di alam barzakh. Apakah termasuk ahli surga atau ahli neraka. Jika seseorang menjadi penghuni surga, maka dibukakan baginya pintu surga setiap pagi dan sore. Hawa surga akan mereka rasakan. Sebaliknya jika menjadi penghuni neraka, pintu neraka pun akan dibukakan untuknya setiap pagi dan sore dan dia akan merasakan hawa panasnya yang menemani kita sampai ke kubur, dua akan pulang, satu akan tetap menemani kita di alam Anas bin Malik radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960.FITNAH UJIAN KUBURJika seorang hamba telah diletakkan di dalam kubur, dua malaikat akan mendatanginya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Inilah yang dimaksud dengan fitnah ujian kubur. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari sahabat al-Barro bin Azib Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu alaihi wa sallam bersabda فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِفَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ ؟ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولَانِ لَهُ وَمَا يُدْرِيْكَ ؟ فَيَقُولُ قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ فَيُنَادِي مُنَادٍ فِي السَّمَاءِ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِيفَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ , قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ قَالَ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ حَسَنُ الْوَجْهِ حَسَنُ الثِّيَابِ طَيِّبُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُرُّكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ , فَيَقُولُ لَهُ مَنْ أَنْتَ , فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالْخَيْرِ, فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ, فَيَقُولُ رَبِّ أَقِمِ السَّاعَةَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَى أَهْلِي وَمَالِيKemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia si mayyit menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab “Agamaku adalah al-Islam”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”. Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah berkata benar, berilah dia hamparan dari surga, dan berilah dia pakaian dari surga, bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga. Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan kebaikan”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ ؟ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيَقُولَانِ لَهُ مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ ؟ فَيَقُولُ هَاهْ هَاهْ لَا أَدْرِي فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَافْرِشُوا لَهُ مِنَ النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ وَيَأْتِيهِ رَجُلٌ قَبِيحُ الْوَجْهِ قَبِيحُ الثِّيَابِ مُنْتِنُ الرِّيحِ فَيَقُولُ أَبْشِرْ بِالَّذِي يَسُوءُكَ هَذَا يَوْمُكَ الَّذِي كُنْتَ تُوعَدُ, فَيَقُولُ مَنْ أَنْتَ فَوَجْهُكَ الْوَجْهُ يَجِيءُ بِالشَّرِّ فَيَقُولُ أَنَا عَمَلُكَ الْخَبِيثُ فَيَقُولُ رَبِّ لَا تُقِمِ السَّاعَةَKemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab “Hah, hah, aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab “Hah, hah, aku tidak tahu”. Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah berkata dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan keburukan kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no 1672]Dari hadits yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pertanyaan dalam kubur berlaku untuk umum, baik orang Mukmin maupun KEHANCURAN ALAM SEMESTA KIAMATKiamat adalah janji Allah, dan kita sebagai umat Islam wajib mengimani akan datangnya hari kiamat yang merupakan hari kehancuran alam semesta dan hari untuk menuju ke kehidupan Shallallahu alaihi wasallam pernah mendapat pertanyaan tentang kapan hari kiamat akan terjadi. Tetapi, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam hanya menjelaskan bahwa dirinya hanya manusia biasa yang tidak mengetahui kapan kiamat akan beliau adalah seorang yang dipilih Allah untuk menjadi manusia panutan di muka bumi, tetapi hari kiamat tetap menjadi rahasia Allah Subhanahu Wa Ta' Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَّاَنَّ السَّا عَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَا ۙ وَاَ نَّ اللّٰهَ يَـبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ"dan sungguh, hari Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur."QS. Al-Hajj 22 Ayat 7.6. HARI KEBANGKITANPerjalanan manusia dari alam ruh akan terus berjalan. Setelah bumi hancur atas kehendak Allah pada hari kiamat, semua mahkluk yang hidup tidak ada yang tersisa terkecuali Malaikat peniup sangkakala yaitu Malaikat Israfil, lalu Allah pun mewafatkan Malaikat Israfil. Setelah sekian lama berjalannya waktu, dengan kuasa-Nya, Allah menghidupkan kembali Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala, lalu Allah memerintahkan Israfil untuk meniup sangkakala sekali lagi, dan semua manusia beserta jin hidup kembali, dari yang pertama diciptakan sampai yang Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا مَنْ شَآءَ اللّٰهُ ۗ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرٰى فَاِ ذَا هُمْ قِيَا مٌ يَّنْظُرُوْنَ"Dan sangkakala pun ditiup maka matilah semua makhluk yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi sangkakala itu maka seketika itu mereka bangun dari kuburnya menunggu keputusan Allah."QS. Az-Zumar 39 Ayat 68.7. PADANG MAHSYARManusia digiring ke Padang Mahsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya. Ada yang digiring dengan berjalan kaki, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallamإِنَّكُمْ مُلاَقُو اللهِ حُفَاةً عُرَاةً مُشَاةً غُرْلاً“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” Hadits shahih. Diriwayat-kan oleh al-Bukhari, no. 6043Ada juga yang berkendaraan. Namun tidak sedikit yang diseret di atas wajah-wajah mereka. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaإِنَّكُمْ تُحْشَرُوْنَ رِجَالاً وَرُكْبَانًا وَتُجَرُّوْنَ عَلَى وُجُوْهِكُمْ“Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan ke Padang Mahsyar dalam keadaan berjalan, dan ada juga yang berkendaraan, serta ada juga yang diseret di atas wajah-wajah kalian.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, dan beliau mengatakan, “Hadits hasan.” Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhib wat-Tarhib, no. 3582.ketika manusia dikumpulkan di padang Mahsyar, matahari didekatkan sejauh satu mil dari mereka, sehingga manusia berkeringat, hingga keringat tersebut menenggelamkan mereka sesuai dengan amalan masing-masing ketika di shallallahu alaihi wa sallam bersabdaتُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir perawi hadits ini berkata “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya yakni dosa-dosanya. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864.8. SYAFAATSetiap muslim pasti mengharapkan syafaat di akhirat nanti. Dia berharap agar pada hari tersebut syafaat bermanfaat baginya. Sungguh, alangkah sengsaranya seorang yang pada hari tersebut terhalang untuk mendapatkan tidak semua orang pantas mendapatkan syafaat. Hanya orang yang memenuhi syarat yang bisa mendapatkan syafaat di Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanفَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَا عَةُ الشّٰفِعِيْنَ ۗ"Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat pertolongan dari orang-orang yang memberikan syafaat."QS. Al-Muddassir 74 Ayat 48.Apa Itu Syafaat?Syafaat adalah menjadi perantara bagi yang lain untuk mendapatkan manfaat atau menolak mudarat. Contohnya, syafaat untuk mendatangkan kebaikan, syafaat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagi penduduk surga agar mereka syafaat agar terhindar atau selamat dari kejelekan adalah syafaat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bagi mereka yang pantas dimasukkan neraka sehingga tidak masuk neraka. al-Qaulul Mufid, 1/203Syafaat di akhirat hanya akan didapat dengan dua syarata. Izin dari Allah azza wa jalla bagi syafi’ orang yang memintakan syafaatAllah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanاللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَـيُّ الْقَيُّوْمُ ۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌ ۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَ رْضِ ۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗۤ اِلَّا بِاِ ذْنِهٖ ۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضَ ۚ وَلَا يَــئُوْدُهٗ حِفْظُهُمَا ۚ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."QS. Al-Baqarah 2 Ayat 255.b. Adanya ridha Allah azza wa jalla bagi orang yang dimintakan syafaat untuknyaAllah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanيَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَ لَا يَشْفَعُوْنَ ۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَـتِهٖ مُشْفِقُوْنَ"Dia Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka malaikat dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya."QS. Al-Anbiya 21 Ayat 28.9. HISABAllah Ta’ala telah menugaskan para Malaikat yang mulia untuk mengawasi dan mencatat perbuatan dan ucapan manusia. Mereka mencatatnya dalam lembaran catatan amal yang akan dibaca oleh manusia pada hari Kiamat kelak. Para Malaikat yang mulia ini benar-benar sangat amanah dan teliti dalam mencatat. Mereka mencatat semua ucapan dan perbuatan manusia, secara detail dan terperinci, baik yang zhohir maupun Subhanahu Wa Ta’ala berfirmanوَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوْهُ فِي الزُّبُرِ 52 وَكُلُّ صَغِيْرٍ وَكَبِيْرٍ مُسْتَطَرٌ 53“Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan yang ada di tangan Malaikat. Dan segala urusan yang kecil maupun yang besar adalah tertulis.” QS. Qomar 54 Ayat 52-53Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَوُضِعَ الْكِتٰبُ فَتَرَى الْمُجْرِمِيْنَ مُشْفِقِيْنَ مِمَّا فِيْهِ وَ يَقُوْلُوْنَ يٰوَيْلَـتَـنَا مَا لِ هٰذَا الْـكِتٰبِ لَا يُغَا دِرُ صَغِيْرَةً وَّلَا كَبِيْرَةً اِلَّاۤ اَحْصٰٮهَا ۚ وَوَجَدُوْا مَا عَمِلُوْا حَا ضِرًا ۗ وَ لَا يَظْلِمُ رَبُّكَ اَحَدًا"Dan diletakkanlah Kitab catatan amal, lalu engkau akan melihat orang yang berdosa merasa ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya, dan mereka berkata, Betapa celaka Kami, Kitab apakah ini, tidak ada yang tertinggal, yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya, dan mereka dapati semua apa yang telah mereka kerjakan tertulis. Dan Tuhanmu tidak menzalimi seorang jua pun."QS. Al-Kahf 18 Ayat 49.10. PENYERAHAN CATATAN AMALTatkala lembaran catatan amal dibagikan, setiap umat berlutut di atas lutut mereka dan menanti panggilan untuk menghadap Rabb semesta alam. Allah Ta’ala berfirmanوَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ 28“Dan pada hari itu kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” QS. Al-Jaatsiyaat 28.Semua berlutut menunggu dipanggil untuk menghadap Rabb semesta alam. Ketika seorang hamba tahu bahwa dirinyalah yang dicari dengan panggilan itu, maka seruan itu akan langsung menggetarkan hatinya. Tubuhnya gemetar dan ketakutan yang besar langsung menyelimutinya. Berubahlah rona wajahnya dan menjadi hampalah pikirannya. Kemudian kitab catatan amalnya dibentangkan dan dibuka di hadapannya. Lalu dikatakan kepadanyaاِقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا 14“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” QS. Al-Isro’ 13-14Pada saat itulah semua manusia akan teringat apa yang dulu telah ia lakukan. Semua telah tercatat dengan lengkap dan tiada kekeliruan sedikit ulama mengatakan, “Sungguh, Allah telah berlaku adil, karena menjadikan dirimu sebagai penghisab atas dirimu sendiri.”Sungguh tepat perkataan ini. Adakah kebijaksanaan yang lebih adil selain itu? Dikatakan kepadanya “Silakan periksa, inilah amal perbuatanmu dan silakan engkau hisab sendiri!” Bukankah ini kebijaksanaan yang paling adil?! Bahkan inilah kebijaksanaan yang paling adil. Pada hari Kiamat kelak, kitab catatan amal akan dibentangkan dan dibuka di hadapan masing-masing hamba tanpa tertutup sedikitpun. Ia akan membacanya dan akan jelas baginyabahwa pada hari ini dan di tempat ini, ia telah melakukan ini dan ini. Semua telah tercatat tanpa penambahan dan pengurangan sedikit pun. Jika ia mengingkari dengan lesannya, maka lesannya akan dikunci dan bangkitlah para saksi yang akan memberikan kesaksian atasnya. Allah Ta’ala berfirmanاَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 65“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” QS. Yaasiin 65Cara Menerima KitabSetelah dihisab, setiap hamba akan diberikan bukunya masing-masing yang berisi catatan lengkap seluruh amal perbuatan yang telah ia lakukan dalam kehidupan dunia. Cara penyerahan buku itu berbeda-beda. Ada yang kitab amalnya diterima dengan tangan kanannya. Mereka itulah orang yang bahagia. Ada pula yang menerima kitab dengan tangan mukmin akan diberikan bukunya dari arah depan dan ia terima dengan tangan kanannya. Ia dihisab dengan mudah dan kembali kepada kaumnya yang sama-sama beriman di Surga dengan gembira. Allah Ta’ala berfirmanفَأَمَّا مَنْ أُوْتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِيْنِهِ 7 فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا 8 وَيَنْقَلِبُ إِلَى أَهْلِهِ مَسْرُوْرًا 9“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya yang sama-sama beriman dengan gembira.” QS. Al-Insyiqaaq 7-9Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa setelah dihisab, ia kembali kepada sesama kaum beriman di Surga dengan hati yang gembira. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa rombongan pertama yang masuk Surga, wajah mereka seperti bulan purnama. Ini menunjukkan kegembiraan hati mereka. Karena apabila hati gembira, maka wajah akan ceria.” Tafsiir Juz Amma, hal. 114Adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafiq, mereka akan menerima kitabnya dengan tangan kirinya. Allah Ta’ala berfirmanوَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُوْلُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوْتَ كِتَابِيَهْ 25 وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ 26 يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ 27 مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ 28 هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ 29“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata “Aduhai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku ini. Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang pula kekuasaanku daripadaku.” QS. Al-Haqqoh 25-29Kitab catatan amal mereka diberikan dari arah belakang punggung mereka. Allah Ta’ala berfirmanوَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ 10 فَسَوْفَ يَدْعُو ثُبُوْرًا 11“Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak “Celakalah aku.” QS. Al-Insyiqaaq 10Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa mereka menerima kitab dengan tangan kiri kemudian tangannya memelintir ke belakang sebagai isyarat bahwa mereka telah dulu di dunia telah mencampakkan aturan-aturan al-Qur’an ke belakang punggung mereka. Mereka telah berpaling dari al-Qur’an, tidak mempedulikannya, tidak mengacuhkannya, dan merasa tidak ada masalah bila menyelisinya. Lalu Allah Ta’ala berfirman “…maka dia akan berteriak “Celakalah aku…” yakni ia berteriak menyesali dirinya. Akan tetapi penyesalan tidaklah berguna lagi pada hari itu, karena habis sudah waktu untuk beramal. Waktu untuk beramal adalah di dunia, sedangkan di akherat tidak ada lagi amal, yang ada hanyalah pembalasan. Tafsiir Juz Amma, hal. 114.11. MIZANMizan atau timbangan adalah alat untuk mengukur sesuatu berdasarkan berat dan ringan. Adapun mizan di akherat adalah sesuatu yang Allah letakkan pada hari Kiamat untuk menimbang amalan hamba-Nya. Syarah Lum’atul I’tiqaad, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, hal. 120Mizan di hari Kiamat adalah sesuatu yang hakiki dan benar-benar ada. Hanya Allah Ta’ala yang mengetahui seberapa besar ukurannya. Seandainya langit dan bumi diletakkan dalam daun timbangannya, niscaya mizan tersebut akan tetap lapang. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabdaيُوْضَعُ الْمِيْزَانُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَلَوْ وُزِنَ فِيْهِ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ لَوَسِعَتْ، فَتَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ يَا رَبِّ! لِمَنْ يَزِنُ هَذَا؟ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى لِمَنْ شِئْتُ مِنْ خَلْقِيْ، فَتَقُوْلُ الْمَلاَئِكَةُ سُبْحَانَكَ مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ.“Pada hari Kiamat, mizan akan ditegakkan. Andaikan ia digunakan untuk menimbang langit dan bumi, niscaya ia akan tetap lapang. Maka Malaikat pun berkata, “Wahai Rabb-ku, untuk siapa timbangan ini?” Allah berfirman “Untuk siapa saja dari hamba-hamba-Ku.” Maka Malaikat berkata, “Maha suci Engkau, tidaklah kami dapat beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.” Diriwayatkan oleh al-Hakim dan dinilai shohih oleh al-Albani dalam Silsilah As-Silsilah Ash-Shohihah, no. 941.Mizan ini sangat akurat dalam menimbang, tidak lebih dan tidak kurang Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَنَضَعُ الْمَوَا زِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَـفْسٌ شَيْـئًـا ۗ وَاِ نْ كَا نَ مِثْقَا لَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَا ۗ وَكَفٰى بِنَا حٰسِبِيْنَ"Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."QS. Al-Anbiya 21 Ayat 4712. TELAGA AL-KAUTSARTelaga dan sungai Al-Kautsar begitu nikmatnya, itulah salah satu kenikmatan di akhirat. Bagaimana kita selaku seorang muslim bisa menikmatinya? Ternyata memang ada orang yang terhalang untuk minum dari telaga tersebut.* Sungai Al-KautsarTerdapat hadits dalam shahih Muslim, dari Anas, ia berkata, suatu saat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di sisi kami dan saat itu beliau dalam keadaan tidur ringan tidak nyenyak. Lantas beliau mengangkat kepala dan tersenyum. Kami pun bertanya, “Mengapa engkau tertawa, wahai Rasulullah?” “Baru saja turun kepadaku suatu surat”, jawab beliau. Lalu beliau membaca,بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأَبْتَرُ“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” QS. Al Kautsar 1-3. Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, jawab kami. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيَقُولُ مَا تَدْرِى مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ“Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana gelas di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebgaian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut. Allah berfirman Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah amalan baru sesudahmu.” HR. Muslim, no. 400.* Mereka yang Terhalang Minum dari Telaga Al-KautsarDari Abu Wail, dari Abdullah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ“Aku akan mendahului kalian di al haudh telaga. Dinampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan minuman untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Lalu Allah berfirman, Engkau sebenarnya tidak mengetahui bid’ah yang mereka buat sesudahmu.’ ” HR. Bukhari, no. 7049.13. SIRATHDi antara peristiwa menakutkan yang akan kita alami di hari kiamat adalah ketika kita melewati jembatan shirath yang dibentangkan di atas neraka jahannam menuju ke TENTANG KEBERADAAN SHIRAT Landasan keyakinan tentang adanya shirâth pada hari Kiamat berdasarkan kepada ijma’ para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari al-Qur`ân dan Sunnah. Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan tentang adanya shirâth. Di antara ulama berhujjah dengan firman Allâh Azza wa Jalla berikut,Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanوَاِ نْ مِّنْکُمْ اِلَّا وَا رِدُهَا ۗ كَا نَ عَلٰى رَبِّكَ حَتْمًا مَّقْضِيًّا ۚ"Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya neraka. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan."QS. Maryam 19 Ayat 71.Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya ; Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu, Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbâr bahwa yang dimaksud dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shirâth.Lihat Tafsîr Ibnu Katsîr 5/254.14. SURGA ATAU NERAKAPerjalanan manusia dari alam ruh akan berakhir di sini. Inilah akhir dari perjalanan manusia. Dua tempat ini akan ditempati oleh dua kelompok yang berbeda. Bagi manusia yang mempunyai amal kebaikan, maka Allah akan memberikan balasan Surga yang penuh kenikmatan didalamnya, sedangkan bagi manusia manusia yang ingkar Neraka adalah balasannya.* Balasan Bagi orang-orang beriman yang berhasil melewati shirotol mustaqim. Ia akan ditempatkan di surga atas rahmat Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanاَمَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ جَنّٰتُ الْمَأْوٰى ۖ نُزُلًا بِۢمَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka akan mendapat surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan."QS. As-Sajdah 32 Ayat 19.Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirmanاُولٰٓئِكَ جَزَآ ؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَ ۗ"Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal."QS. Ali 'Imran 3 Ayat 136.* Neraka adalah tempat yang disiapkan oleh Allah untuk orang-orang kafir, orang-orang yang mendustakan Rasul-Nya, serta orang-orang yang melanggar syari’at-Nya. Masuk neraka adalah sebuah Subhanahu Wa Ta’ala berfirmanوَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمَوْعِدُهُمْ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ لِكُلِّ بَابٍ مِّنْهُمْ جُزْءٌ مَّقْسُومٌ“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka pengikut-pengikut syaitan semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari mereka”QS. Al-Hijr 15 Ayat 43-44.Demikianlah akhir dari perjalanan manusia, semoga tujuan akhir kita adalah Surga yang penuh dengan ya rabbal 'aalamiin...وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلمWallahu a'lam bermanfaat, Baarakallaahu USTADZ FIRANDA ANDIRJA, Didalamalam kubur inilah manusia sudah bisa mengetahui dimana akan tinggal di akhirat kelak, apakah di surga atau di neraka. Setelah manusia memasuki alam kubur, ia akan ditanya oleh 2 malaikat yang bernama Munkar dan Nangkir. Malaikat itu menanyakan tentang siapa Tuhan si Mayit, apa agamanya, apa kitab yang menjadi pedomannya dan siapa nabinya?
Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat adalah konsep kuno yang telah lama menangkap imajinasi orang – orang percaya yang kagum. Ini adalah perjalanan seorang individu dari alam fisik ke alam spiritual, dari kehidupan di bumi keabadian di akhirat. Perjalanan dimulai dengan jiwa individu. Jiwa berasal dari alam spiritual, alam yang berada di luar indera dan persepsi fisik, namun terkait erat dengan mereka. Jiwa diyakini sebagai konfigurasi energi unik yang membentuk dasar identitas dan kepribadian seseorang. Hal ini diyakini perjalanan bersama dengan tubuh fisik melalui ruang dan waktu, berkembang, tumbuh, belajar dan membuat pilihan yang sesuai dengan keyakinan dan nilai – nilai seseorang. Ketika seseorang meninggalkan alam fisik ini, jiwa mereka dilepaskan dan perjalanan jiwa ini dimulai lagi. Perjalanan ini diyakini untuk mengambil jiwa melalui alam yang berbeda, karena berusaha untuk menemukan tujuan akhir. Bergantung pada pilihan hidup seseorang, jiwa dapat dipersatukan kembali dengan Tuhan di Surga, atau mungkin ditakdirkan untuk menghabiskan kekekalan di alam rasa sakit dan penderitaan. Jiwa diyakini matang dan berkembang dalam perjalanannya, karena dikelilingi oleh cahaya dan cinta ilahi. Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat adalah perjalanan spiritual penemuan diri, pembelajaran dan pertumbuhan, harapan dan iman, dan akhirnya, ultimatum. Sebagai individu, kita dapat belajar banyak dan berusaha untuk ketinggian yang lebih besar dengan mengikuti perjalanan jiwa kita dan berusaha untuk menciptakan kehidupan sukacita dan kesuksesan. Dengan tetap waspada dan sadar akan tujuan sebenarnya dari perjalanan kita, kita dapat membimbing diri kita dan jiwa kita menuju hari esok yang lebih cerah dan pada akhirnya, menuju akhirat yang kekal. Bagaimana Penjelasan Perjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga Hari Akhirat Perjalanan seorang manusia dari jiwa ke akhirat dapat menjadi perjalanan yang penuh sesak, dengan banyak tikungan dan belokan di sepanjang jalan. Sementara tujuan tetap, jalan untuk mencapai tujuan itu tidak. Ini adalah jalan yang panjang dan berliku, penuh dengan ketidakpastian dan pertanyaan. Dalam skema besar hal, perjalanan jiwa manusia dimulai ketika jiwa lahir ke dunia. Saat lahir, jiwa itu murni, tidak tersentuh dan tidak bersalah. Sebagai orang tumbuh, jiwa mereka juga, karena terkena pengalaman yang berbeda, keyakinan dan emosi. Jiwa, seperti spons, menyerap esensi dari pengalaman ini, baik dan buruk, dan membangun di atas mereka, seiring berjalannya waktu. Sebagai seorang pria bergerak maju melalui hidupnya, ia sering dihadapkan dengan keputusan yang sulit dan pilihan. Meskipun keputusan ini memberikan batu loncatan dari perjalanannya, mereka sering dapat menjadi sumber perjuangan terbesarnya, merobek identitasnya, prinsip – prinsip dan keyakinannya. Keputusan – keputusan ini membentuk dan mendefinisikan seorang pria, saat ia menapaki jalan perjalanannya sendiri. Jalan ini semakin rumit, ketika mempertimbangkan godaan dari segala sesuatu yang duniawi. Kesenangan duniawi ini, meskipun tampaknya menarik, mengalihkan seorang pria dari jalan yang dipilihnya. Mereka menawarkan gangguan, menarik pandangannya ke arah lain, mengalihkan perhatiannya dari apa yang paling penting. Seiring bertambahnya usia, jalannya semakin sulit karena jiwanya terus diuji dan ditantang. Banyak orang menjalani kehidupan yang baik dan lulus ujian akhir ini dengan sukses. Tetapi banyak orang lain akan menyerah pada godaan dan kegagalan, jiwa mereka terbelah antara godaan yang dapat ditaklukkan dan kebajikan kekal. Perjalanan jiwa manusia adalah perjalanan yang panjang dan sulit, tetapi mereka yang berhasil sampai akhir memiliki kepuasan mengetahui bahwa iman, kekuatan, dan keyakinan mereka telah membantu mereka mencapai tujuan akhir – akhirat. Di sana, ganjaran untuk kerja keras, dedikasi dan kesetiaan jauh melebihi keinginan duniawi semata, menjadikannya destinasi yang bernilai perjalanan. Apa Yang Terjadi? Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat adalah perjalanan yang harus kita semua ambil, apakah kita menyadarinya atau tidak. Ini adalah perjalanan hidup, pencarian, dan penemuan. Sejak zaman dahulu, manusia telah berusaha untuk memahami tempatnya di alam semesta dan apa yang ada di luar, sampai – sampai hampir mencapai ambang kehilangan diri sendiri dalam luasnya misteri yang tidak dapat diketahui ini. Sebagai kompleks dan penuh teka – teki seperti perjalanan mungkin tampak, itu adalah dasar untuk kondisi manusia. Perjalanan kita dimulai dari jiwa. Di sinilah kita menemukan diri kita, esensi dan identitas kita. Jiwa kita adalah wadah emosi murni dan kebenaran batin yang memelihara pengalaman manusiawi kita dan membimbing kita dalam perjalanan kita melalui kehidupan. Melalui refleksi batin dan kesadaran, kita datang untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan pengetahuan tentang tujuan jiwa kita dan esensi. Tahap kedua dari perjalanan membawa kita ke luar jiwa dan ke dalam dunia fisik. Di sini, kita bertemu dengan berbagai godaan, gangguan dan kompleksitas dunia fisik. Kita dihadapkan dan ditantang oleh lingkungan eksternal kita dan harus belajar untuk menghadapi siklus hidup dan mati yang selalu berubah. Perjalanan eksternal ini mengharuskan kita untuk menyeimbangkan refleksi batin kita dengan kewajiban dan tanggung jawab fisik kita. Tahap akhir dari perjalanan adalah transisi dari dunia fisik ke akhirat, di mana kita memahami pengalaman duniawi kita dan pelajaran jiwa kita untuk mewujudkan potensi utama kita. Dalam upaya untuk mencapai kehidupan setelah kematian, banyak yang percaya bahwa kita harus melewati masa transisi atau pemurnian. Kita harus melepaskan keasyikan duniawi kita dan membiarkan jiwa kita bangkit untuk menemukan takdir sejati mereka di akhirat. Perjalanan manusia adalah perjalanan yang berkelanjutan, dan yang bersifat individual dan unik seperti kehidupan setiap orang. Pada akhirnya, itu adalah perjalanan jiwa, eksplorasi identitas dan tujuan yang membawa kita melampaui keterbatasan fisik kita dan ke ranah pemahaman dan pemenuhan yang lebih tinggi. Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat mungkin kacau, tetapi juga sangat bermanfaat, penuh wawasan dan pemahaman. Mengapa Informasi Ini Penting? Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat adalah perjalanan pertumbuhan spiritual dan emosional yang sangat besar. Sebagai manusia, perjalanan kita dimulai di dalam jiwa, atau esensi dari siapa kita – diri spiritual kita. Hubungan kita dengan jiwa adalah hubungan kita dengan sumber segala sesuatu dan dengan alam spiritual. Di dalam jiwa, kita diberkati dengan banyak karunia, termasuk pengetahuan, pemahaman, intuisi, dan kasih sayang. Dari jiwa, kita mulai menjelajahi dunia fisik, menavigasi tantangan hidup dan mengalami sukacita, kesedihan, dan segala sesuatu di antaranya. Sepanjang eksplorasi ini, kita belajar tentang diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita. Kami membuat koneksi baru, menjalin hubungan, dan mengembangkan pengetahuan kami tentang filsafat, agama, dan budaya dari seluruh dunia. Kami menemukan cara untuk menjalani hidup kita dengan cara yang bermakna dan bermanfaat, mengingat kedua kebutuhan kita sendiri dan kebutuhan orang lain. Perjalanan fisik dapat membawa kita ke tempat kepuasan dan keseimbangan, di mana kita mengalami kedamaian dan cinta. Dari sini, kita melakukan perjalanan ke akhirat – dunia spiritual yang ada di luar yang fisik. Perjalanan ini termasuk menerima kebenaran baru, pemahaman, dan hubungan yang lebih dalam dengan yang ilahi. Ini bukan perjalanan yang mudah, mungkin termasuk pertumbuhan rohani, tetapi pada akhirnya dapat membawa sukacita dan kedamaian yang besar. Melalui doa, kontemplasi, dan bentuk – bentuk latihan spiritual lainnya, kita dapat lebih mengeksplorasi akhirat dan mulai memahami kompleksitasnya yang tak terbatas. Sepanjang jalan ini, kita datang untuk menghargai keindahan dan kedamaian alam spiritual, serta cinta dan kepemilikan yang mudah ditawarkannya. Melalui pengalaman ini, kita melampaui dunia fisik dan mendapatkan pemahaman tentang pentingnya spiritual kita, misi, dan tujuan di alam semesta. Perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat adalah jalan yang berkelok – kelok dan terus berkembang dari pertumbuhan spiritual dan pencerahan. Ketika kami melanjutkan perjalanan ini, kami memahami lebih lengkap tempat kami di dunia dan bagaimana kami dapat menggunakan pengetahuan, pemahaman, dan layanan kami dengan sebaik – baiknya untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi diri kami sendiri dan bagi orang lain. Kapan Dan Siapa Yang Membuat Artikel Ini Trending? Perjalanan manusia dari Jiwa ke akhirat adalah salah satu misteri terbesar keberadaan manusia. Ini adalah teka – teki yang telah memikat dan menantang pikiran orang sepanjang sejarah. Aspek filosofis, agama dan spiritual yang terkait dengan bagian dari sini dan sekarang ke luar besar selalu menjadi daya tarik besar. Jiwa adalah elemen misterius dari diri kita sendiri yang sulit didefinisikan dan dipahami, namun kekuatan hidup di dalam diri kita yang membimbing dan menjiwai kita sepanjang hidup kita. Untuk alasan ini, perjalanan Jiwa ke akhirat adalah bagian penting dari banyak perspektif spiritual. Selama perjalanan ini, jiwa melewati berbagai tahap, pengalaman, dan realitas sebelum mencapai tujuan akhir akhirat. Hal ini diyakini bahwa Jiwa memulai perjalanannya dalam bentuk tubuh halus yang berisi esensi dari keberadaan seseorang. Tubuh halus ini diyakini ada selama seumur hidup seseorang. Ketika tubuh halus bergerak melalui pengalaman dalam hidup, ia berubah sesuai dan diyakini terus berkembang. Setelah kematian orang tersebut, tubuh halus dikatakan terpisah dari tubuh fisik sebagai cara untuk meninggalkan dunia fisik dan memasuki perjalanan spiritual. Begitu tubuh halus telah meninggalkan dunia fisik, ia memulai perjalanannya ke akhirat. Proses ini dikenal sebagai kenaikan, di mana Jiwa dikatakan naik melalui berbagai bidang eksistensi untuk mencapai tujuan akhirnya. Setiap bidang eksistensi diyakini membawa pengalaman bagi Jiwa, yang dapat dilihat sebagai sarana pertumbuhan spiritual. Sejumlah tradisi spiritual sering mengacu pada perasaan makanan surgawi, aroma manis dan pengalaman lain yang terkait dengan proses kenaikan. Setelah mencapai akhirat, Jiwa diyakini memasuki tahap transendental, di mana ia akhirnya akan menikmati pahala akhir dari keabadian di surga. Hadiah untuk menyelesaikan perjalanan besar ini adalah eksistensi abadi dalam kebahagiaan dan kedamaian. Hal ini diyakini bahwa pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dalam hidup akan dilanjutkan di dunia baru. Itulah sebabnya perjalanan melalui akhirat dilihat sebagai ganjaran untuk beriman dan perbuatan baik yang dicapai dalam kehidupan. Tidak peduli apa jalan spiritual yang Anda pilih, perjalanan manusia dari Jiwa ke akhirat tetap menjadi petualangan yang menarik dan misterius. Setiap tradisi spiritual memiliki makna dan interpretasi sendiri dari peristiwa monumental ini. Untuk benar – benar menghargai besarnya perjalanan ini, seseorang harus mengalaminya sendiri. Oleh karena itu, ini adalah perjalanan yang layak untuk dimulai dengan pikiran terbuka, iman, dan kerendahan hati untuk lebih memahami pengalaman yang mengubah hidup. Perjalanan manusia dari Jiwa ke akhirat adalah salah satu yang penuh dengan misteri, godaan dan kemungkinan. Meskipun mungkin perjalanan yang unik untuk setiap individu, itu adalah salah satu yang memiliki banyak aspek umum dan pelajaran bagi kita semua. Kita memulai perjalanan hidup dengan jiwa kita, bagian dari diri kita yang memberi kita eksistensi, kesadaran, dan animus spiritual. Jiwa ini adalah “getaran” yang memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan dunia fisik; itu adalah sumber kekuatan dan tujuan kita. Dan sementara banyak yang percaya bahwa jiwa ini abadi, pada akhirnya itu adalah perjalanan roh seseorang yang menentukan nasib akhir mereka. Ketika kita melintasi alam spiritual, kita menghadapi banyak cobaan dan kesengsaraan. Dengan setiap keputusan yang kita buat, kita bergerak lebih dekat ke akhirat. Keputusan ini berkisar dari hal – hal kecil seperti etiket harian, hingga hal – hal yang lebih penting seperti moralitas moral dan keadilan. Setiap pilihan yang kita buat membawa konsekuensi tertentu, dan seiring kemajuan hidup kita, akhirnya mencapai penghasilan akhirnya, kita merasakan efek dari pilihan kita. Tergantung pada apakah kita telah setia, termotivasi dan disiplin dalam tindakan kita, imbalan atau hukuman mungkin jelas atau tersembunyi. Akhirnya, perjalanan manusia membawa kita ke tempat penyerahan dan penyerahan yang hampir lengkap. Pada titik ini, kita memiliki kesempatan untuk menghadapi kematian kita sendiri dan menerima keniscayaan kekuatan yang lebih besar di luar kita. Sebagian besar agama mengakui perjalanan ini dan kebutuhan untuk pengampunan jiwa individu. Melalui ritual, doa, dan meditasi, orang – orang datang untuk berdamai dengan gagasan nasib mereka sendiri. Di akhirat, mereka mungkin menemukan kepuasan, sukacita, dan kedamaian, atau mereka mungkin menemukan keabadian penderitaan, hukuman, dan pertobatan. Pada akhirnya, perjalanan manusia dari jiwa ke akhirat jauh lebih dari sekadar perjalanan sementara. Ini adalah proses yang membantu kita untuk menjadi orang yang kita dimaksudkan untuk menjadi. Jadi, tidak peduli betapa sulitnya perjalanan itu, kita tidak boleh lupa bahwa setiap langkah yang kita ambil di sepanjang jalan adalah bagian penting dari perjalanan kita.
Dalamperjalanan hidupnya manusia akan melalui 7 tahap perjalanan hingga akhirnya mendapat kemenangan bertemu dengan Allah di surga atau terpuruk di lembah neraka. Tiap tahap ditempuh dalam waktu yang berbeda mulai dari hitungan beberapa bulan hingga ribuan tahun. Inilah ketujuh alam yang telah, sedang dan akan dilalui oleh setiap manusia.
A. Perjalanan Manusia Dari Alam Ruh Hingga Hari Kiamat0% found this document useful 0 votes822 views3 pagesOriginal TitlePPT A DAN BCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes822 views3 pagesA. Perjalanan Manusia Dari Alam Ruh Hingga Hari KiamatOriginal TitlePPT A DAN BJump to Page You are on page 1of 3Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Adapun5 macam Alam itu, yaitu sebagai berikut : 1. ALAM RUH. Manusia terdiri dari 2 kepribadian, yaitu pribadi Ruh dan pribadi Jasad, oleh karena itu secara teoritis dia bisa hidup dalam dua alam, yaitu alam roh dan alam duniawi. Pada awalnya sebelum kita terlahir di Dunia yang penuh dengan kisah, cerita susah atau senang dimana dunia penuh 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 4U6Hd4jyUs66rdQk0JSkgBuYx7Ea9OKuovn0vKChd1JkNGnAwWY_vA== Kehidupanmanusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh likuliku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam. dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat. persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Quran dan As-Sunnah telah. Perjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari AkhiratPerjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari AkhiratPerjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari AkhiratPerjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari Akhirat2020Perjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh Hingga Hari Akhirat dari Alam Arwah sampai Alam Akhirat Hari AkhirRelated Papersberisi tentang akidah agama islamKonsep “Asesmen Ilahiyah” sesuatu yang baru yang secara orisinal muncul dari hasil pemikiran penulis. Untuk itu maka penulis berusaha mencari dan menelusuri literatur berkaitan dengan proses pengukuran dan penilaian amal manusia oleh Allah ini dapat diterima sebagai sebuah konsep yang secara umum pembaca menyetujuinya. Dengan mengutip dan menyelusuri sumber kedua dan ketiga dari buku atau kitab aslinya, penulis berharap pendekatan ini dapat diterima. Kehidupanmanusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam roh, alam kandungan, alam dunia, alam kubur, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur'an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu. Uploaded byKun Aaliman 100% found this document useful 3 votes4K views8 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 3 votes4K views8 pagesPerjalanan Hidup Manusia Dari Alam Ruh Hingga AkhiratUploaded byKun Aaliman Full descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Paraulama mengartikan alam barzakh sebagai "periode antara kehidupan dunia dan akhirat". Keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yang terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang

perjalananHidup Manusia dari alam ruh hingga hari akhirat. Ini adalah suatu alam yang dialami manusia mulai dari saat ia menemui ajal sampai datangnya hari kiamat atau hari akhir (yaumil qiyamah atau yaumil akhir) (QS 30 - Ar Ruum : 55-57, QS 2- - Thaahaa : 100-104).

NwjaORS.
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/354
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/165
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/49
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/96
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/311
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/284
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/472
  • 0tpeljjyxt.pages.dev/87
  • perjalanan hidup manusia dari alam ruh hingga hari akhirat